MAKALAH RESPIRASI I
Oksigenasi dan Perhitungan Kebutuhan
Oksigen
Anggota Kelompok 7 :
S1-2B
1.
Adena
Rahesti (121.0002)
2.
Hanifatur
Rohmah (121.0042)
3.
Nadiyah
Kumalasari (121.0068)
4.
Reynaldhy
Chaerlysandi (121.0084)
5.
Rizky
Dwi Santoso (121.0092)
6.
Ruri
Kartikawati (121.0094)
7.
Yulia
Masruroh (121.0108)
STIKES HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2013-2014
KATA
PENGANTAR
Pujisyukur
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Respirasi I ini dengan judul “Oksigenasi dan Perhitungan Kebutuhan Oksigen”
tepat pada waktunya.Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode pembelajaran
bagi mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan HangTuah Surabaya.
Kami sebagai manusia yang
jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala kekurangan dalam pembuatan
makalah ini,dan kami akan sangat bangga apabila makalah yang kami susun ini mendapatkan saran maupun
kritik yang bersifat membangun. Tidak lupa kami haturkan permohonan maaf
apabila makalah yang kami buat terdapat
suatu kesalahan.
Terakhir kami sampaikanterima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para
pembaca.
Surabaya, 20September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................... ii
BAB
I : PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakang.......................................................................................... 1
1.2
RumusanMasalah............................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................................... 1
1.4
Manfaat.............................................................................................. 2
BAB
II : PEMBAHASAN
2.1 Sistem
Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi............. 3
2.2
Proses Terjadiya Oksigenasi ............................................................. 4
2.2.1 Jenis Pernafasan ....................................................................... 5 ....................................................................... 52.2.2 Pemeriksaan Fungsi Paru ......................................................... 6
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kebutuhan Oksigenasi.............. 7
2.3.1 Gangguan Oksigenasi .............................................................. 8
2.3.2 Masalah Keperawatan Berkaitan
dengan
Kebutuhan Oksigen ................................................................. 11
2.3.3 Metode Pemenuhan Kebtuhan Oksigen .................................. 13
2.4
Perhitungan Kebutuhan Oksigenasi ............................................... 13
BAB III : PENTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 15
3.2 Saran.................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 16
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oksigenasi
adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Kebutuhan fisiologis oksigenasi
merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme
sel tubuh untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Oksigen memegang peranan
penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan
menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan
dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan
kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka
kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Banyak kondisi yang menyebabkan
seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya
sumbatan pada saluran pernapasan.Pada kondisi ini, individu merasakan
pentingnya oksigen.
1.2
Rumusan Masalah
1. Sistem
tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenisasi?
2. Bagaimana
terjadinya proses oksigenisasi?
3. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenisasi?
4. Bagaimana
perhitungan kebutuhan oksigenasi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui system tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenisasi.
2. Untuk
mengetahui terjadinya proses oksigenisasi.
3. Untuk
mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenisasi.
4. Untuk
mengetahui perhitungan kebutuhan oksigenasi.
1.4
Manfaat
Mengetahui
dan memahami definisi oksigenasi,faktor-faktor yang mempengaruhi kebtuhan
oksigenasi serta rumus perhitungannya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi
Saluran
pernafasan dibagi menjadi 2, yaitu :
A. Saluran pernapasan bagian atas:
1) Hidung,
Proses
oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung, yang mempunyai 2
lubang (kavum nasi) dan dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi).
a. Bagian
luar dinding terdiri dari kulit.
b. Lapisan
tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
c. Lapisan
dalam terdiri dari selaput lendir yang dinamakan karang hidung(konka nasalis)
,yang berjumlah 3 buah :
-
Konka nasalis inferior
(karang hidung bagian bawah)
-
Konka nasalis media
(karang hidung bagian tengah)
-
Konka nasalis superior
(karang hidung bagian atas)
2) Faring
Faring
merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan
,terdapat dibawah dasar tengkorak ,di belakang rongga hidung dan mulut sebelah
depan ruas tulang leher.
Dibagi
menjadi 3 bagian :
a. Bagian
sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut nasofaring.
b. Bagian
tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring,
c. Bagian
bawah sekali dinamakan laringofarig.
3) Laring
Saluran
pernapasan setelah faring, terletak di depan
faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea
di bawahnya.
4) Epiglotis
katup
tulang rawan yang bertugas menutup laring saat proses menelan makanan.
B. Saluran pernapasan
bagian bawah:
1) Trakhea,
merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae
torakalis kelima.
2) Bronkhus,
merupakan kelanjutan dari trakhea yang terdapat pada ketinggian veterbrata
torakalis IV dan V dan bercabang menjadi bronchus kanan dan kiri.
3) Bronkiolus,
merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
4) Alveoli,
merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen dengan
karbondioksida.
5) Paru-Paru,
merupakan organ utama dalam sistem pernapasan.
2.2
Proses
Terjadinya Oksigenasi
A.
Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1.Adanyakonsentrasi
oksigen di atmosfer
2.Adanya
kondisi jalan napas yang baik
3.Adanya
kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau
kembang kempis.
B.
Difusi
Gas
Difusi
gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2
di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi atau
permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial (keduanya dapat
mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan). Perbedaan tekanan
dan konsentrasi O2 (hal ini sebagai mana O2 dari alveoli
masuk kedalam darah karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih
tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis, masuk dalam
darah secara difusi).
C.
Transportasi
Gas
Transportasi
gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh
dan CO2jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu curah jantung, kondisi pembuluh darah, latihan, perbandingan
sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta eritrosit dan
kadar Hb.
2.2.1 Jenis Pernapasan
A. Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal
merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari
tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai
dari masuknya oksigen melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian
oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan
menembus membrane yang akan diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke
jantung. Setelah itu, sel darah merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh
untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan oksigen 100 mmHg.
B.
Pernapasan
Internal
Pernapasan internal
merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan
sekitarnya yang sering melibatkan proses semua hormon yang dapat melebarkan
saluran pernapasan
2.2.2
Pemeriksaan
Fungsi Paru
Respirasi
(Pernapasan atau ventilasi) sebagai suatu siklus inspirasi dan
ekspirasi.Frekuensi pernapasan orang dewasa normal berkisar 12 - 16 kali
permenit yang mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar
paru.Volume yang lebih rendah dari kisaran normal seringkali menunjukkan malfungsi
sistem paru.
Udara
yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat inspirasi dan ekspirasi sebanyak
500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume tidal pada tiap orang sangat
bervariasi tergantung pada saat pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70% (350
ml) dari volume tidal secara nyata dapat masuk sampai ke bronkiolus, duktus
alveolus, kantong alveoli dan alveoli yang aktif dalam proses pertukaran gas.
Sedang sisanya sebanyak 30% (150 ml) menetap di ruang rugi (anatomic dead
space).
Volume
total udara yang ditukarkan dalam satu menit disebut dengan minute volume of
respiration (MVR) atau juga biasa disebut menit vantilasi. MVR ini didapatkan
dari hasil kali antara volume tidal dan frekuensi pernapasan normal
permenit.Rata-rata MVR dari 500 ml volume tidal sebanyak 12 kali pernapasan
permenit adalah 6000 ml/menit.
Volume
pernapasan yang melebihi volume tidal 500 ml dapat diperoleh dengan mengambil
nafas lebih dalam lagi. Penambahan udara ini biasa disebut volume cadangan
inspirasi (Inspiratory reserve volume) sebesar 3100 ml dari volume tidal
sebelumnya, sehingga volume tidal totalnya sebesar 3600 ml.
Meskipun
paru dalam keadaan kosong setelah fase ekspirasi maksimal, akan tetapi
sesungguhnya paru-paru masih memiliki udara sisa yang disebut dengan volume
residu yang mempertahankan paru-paru dari keadaan kollaps, besarnya volume
residu sekitar 1200 ml.
2.3Faktor
yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen
Beberapa
faktor yang mempengaruhi Kebutuhan oksigen dalam tubuh antara lain:
1.
Lingkungan
Pada
lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya vasodilatasi pembuluh
darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal tersebut
mengakibatkan panas banyak dikeluarkan melalui kulit. Respon demikian
menyebabkan curah jantung meningkat dan kebutuhan oksigen pun
meningkat.Sebaliknya pada lingkungan yang dingin, pembuluh darah mengalami
konstriksi dan penurunan tekanan darah sehingga menurunkan kerja jantung dan
kebutuhan oksigen.
Pengaruh
lingkungan terhadap oksigen juga ditentukan oleh ketinggian tempat. Pada tempat
tinggi tekanan barometer akan turun, sehingga tekana oksigen juga turun.Selain
itu, kadar oksigen di udara juga dipengaruhi oleh polusi udara. Udara yang
dihirup pada lingkungan yang mengalami polusi udara, konsentrasi oksigennya
rendah.Hal tersebut menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi
secara optimal.
2.
Latihan
Latihan
fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan
respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi.
3.
Emosi
Takut,
cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga kebutuhan oksigen
meningkat.
4.
Gaya
Hidup
Kebiasaan
merokok akan memengaruhi status oksigenasi seseorang sebab merokok dapat
memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri. Nikotin yang
terkandung dalam rokok dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer
dan pembuluh darah darah koroner.Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun.
5.
Status
Kesehatan
Pada
orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi dengan baik
sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat.Sebaliknya,
orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat
mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
2.3.1
Gangguan Oksigenasi
Permasalahan
dalam pemenuhan tersebut dapat disebabkan adanya gangguan pada sistem tubuh
lain, misalnya sistem kardiovaskuler. Gangguan pada sistem respirasi dapat
disebabkan diantaranya oleh peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif
dan lain-lain. Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh
tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan-gangguan respirasi
dikelompokkan menjadi tiga yaitu gangguan irama/frekuensi pernapasan,
insufisiensi pernapasan dan hipoksia.
1.Gangguan irama/frekuensi pernapasan
a)
Pernapasan
‘Cheyne-stokes’ yaitu siklus pernapasan yang amplitudonya
mula-mula dangkal,
makin naik kemudian menurun dan berhenti. Jenis pernapasan ini biasanya terjadi
pada klien gagal jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis
obat.Namun secara fisiologis, jenis pernapasan ini terutama terdapat pada orang
di ketinggian 12.000-15.000 kaki di atas permukaan laut dan pada bayi saat
tidur.
b)
Pernapasan ‘Biot’ yaitu
pernapasan yang mirip dengan pernapasan Cheyne-stokes, tetapi amplitudonya rata
dan disertai apnea. Keadaan pernapasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang
selaput otak.
c)
Pernapasan ‘Kussmaul’
yaitu pernapasan yang jumlah dan kedalamannya meningkat sering melebihi 20
kali/menit. Jenis pernapasan ini dapat ditemukan pada klien dengan asiidosis
metabolik dan gagal ginjal.
2.Gangguan
frekuensi pernapasan
a) Takipnea/hiperpnea,
yaitu frekuensi pernapasan yang jumlahnya meningkat di atas frekuensi pernapasan normal.
b) Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea
dimana ferkuensi pernapasan yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi pernapasan
normal.
c) Insufisiensi
pernapasan, Penyebab insufisiensi pernapasan dapat
dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu:
1. Kondisi
yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti:
-
Kelumpuhan otot
pernapasan, misalnya pada poliomielitis, transeksi servikal.
-
Penyakit yang
meningkatkan kerja ventilasi, seperti asma, emfisema, TBC dan lain-lain.
2. Kelainan
yang menurunkan kapasitas difusi paru:
-
Kondisi yang
menyebabkan luas permukaan difusi berkurang, misalnya kerusakan jaringan paru, TBC, kanker dan lain-lain.
-
Kondisi yang
menyebabkan penebalan membran pernapasan, misalnya pada edema paru, pneumonia,
dan lain-lain.
-
Kondisi yang
menyebabkan rasio ventilasi dan perfusi yang tidak normal dalam beberapa bagian
paru, misalnya pada trombosis paru.
3. Kondisi
paru yang menyebabkan terganggunya pengangkutan
oksigen
dari paru-paru ke jaringan yaitu:
-
Anemia dimana
berkurangnya jumlah total hemoglobin yang tersedia untuk transpor oksigen.
-
Keracunan
karbondioksida dimana sebagian besar hemoglobin menjadi tidak dapat mengankut
oksigen.
-
Penurunan aliran darah
ke jaringan yang disebabkan oleh karena curah jantung yang rendah.
3. Hipoksia,
Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan.Istilah
ini lebih tepat daripada anoksia. Sebab, jarang terjadi tidak ada oksigen sama
sekali dalam jaringan. Hipoksia dapat dibagi ke dalam empat kelompok yaitu
hipoksemia, hipoksia hipokinetik, overventilasi hipoksia dan hipoksia
histotoksik.
1.
Hipoksemia
Hipoksemia
adalah kekurangan oksigen di darah arteri.Terbagi atas
dua jenis yaitu
hipoksemia hipotonik (anoksia anoksik) dan
hipoksemia isotonik
(anoksia anemik). Hipoksemia hipotonik terjadi
dimana tekanan oksigen
arteri rendah karena karbondioksida dalam
darah tinggi dan hipoventilasi. Hipoksemia
isotonik terjadi dimana oksigen normal,
tetapi jumlah oksigen yang dapat diikat hemoglobin sedikit. Hal ini terdapat
pada kondisi anemia, keracunan karbondioksida.
2. Hipoksia
Hipokinetik (stagnat anoksia/anoksia bendunagn)
Hipoksia hipokinetik yaitu hipoksia yang terjadi
akibat adanya
bendunagan atau sumbatan. Hipoksia hipokinetik
dibagi kedalam dua
jenis yaitu hipoksia hipokinetik ischemic dan
hipoksia hipokinetik
kongestif. Hipoksia hipokinetik ischemic terjadi
dimana kekurangan
oksigen pada jaringan disebabkan karena kuarngnya
suplai darah ke
jaringan tersebut akibat penyempitan arteri.
Hipoksia hipokinetik
kongestif terjadi akibat penumpukan darah secara
berlebihan atau
abnormal baik lokal maupun umum yang mengakibatkan
suplai
oksigen ke jaringan terganggu, sehingga jarinagn
kekuranga
oksigen.
3. Overventilasi
hipoksia
Overventilasi hipoksia
yaitu hipoksia yang terjadikarena aktivitas yang berlebihan sehingga kemampuan
penyediaan oksigen lebih rendah dari penggunaannya.
4. Hipoksia
histotoksik
Hipoksia histotoksik
yaitu keadaan dimana darah di kapiler jaringan mencukupi, tetapi jaringan tidak
dapat menggunakan oksigen karena pengaruh racun sianida. Hal tersebut
mengakibatkan oksigen kembali dalam darah vena dalam jumlah yang lebih banyak
daripada normal (oksigen darah vena meningkat)
2.3.2 Masalah Keperawatan Berkaitan dengan Kebutuhan Oksigen
a.
Tidak efektifnya jalan
napas
Masalah keperawatan ini
menggambarkan kondisi jalan napas yang tidak bersih, misalnya karena adanya
sumbatan, penumpukan sekret, penyempitan jalan napas oleh karena spasme
bronkhus dan lain-lain.
b. Tidak efektifnya pola napas
Tidak efektifnya pola
napas ini merupakan suatu kondisi dimana pola napas, yaitu respirasi dan
ekspirasi menunjukan tidak normal.Penyebabnya bisa karena kelemahan
neoromuskular, adanya sumbatan di trakheo-bronkhial, kecemasan dan lain-lain.
c. Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas
merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara oksigen yang
dihirup dengan karbondioksida yang dikeluarkan pada pertukaran gas antara
alveoli dan kapiler. Penyebabnya bisa karena perubahan membran alveoli, kondisi
anemia, proses penyakit dan lain-lain.
d. Penurunan perfusi jaringan
Adalah suatu keadaan
dimana sel kekurangan suplai nutrisi dan oksigen. Penyebabnya dapat terjadi
karena kondisi hipocolemia, hipervolemia, retensi karbondioksida, penurunan
cardiac output dan lain-lain
e. Intoleransi aktivitas
Adalah suatu keadaan
dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitasnya.
Penyebabnya antara lain karena ketidakseimbangan antara suolai dan kebututhan
oksigen, produksi energi yang dihasilkan menurun dan lain-lain.
f. Perubahan pola tidur
Gangguan
kebutuhan oksigen dapat mengakibatkan pola tidur terganggu. Kesulitan bernapas
(sesak napas) menyebakan seseorang tidak bisa tidur pada jam biasa tidur.
Perubahan pola tidur juga dapat terjadi karena kecemasan dengan penyakit yang
dideritanya.
g. Risiko terjadinya iskemik otak
Gangguan oksigenasi
mengakibatkan suplai darah ke otak berkurang.Hal tersebut disebabkan oleh
cardiac output yang menurun, aliran darah ke otak berkurang, gangguan perfusi
otak, dan lain-lain.Akibatnya, otak kekurangan oksigen sehingga berisiko terjasi
kerusakan jaringan otak.
2.3.3
Metode
pemenuhan kebutuhan oksigen
Pemberian
oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru melalui
saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien
dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian
oksigen tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah
terjadinya hipoksia.
2.4 Perhitungan Kebutuhan Oksigenasi
Ø Rumus O2
∑
L = Jumlah liter O2
21%
= kadar O2 dalam 1 atm
Ex
:
2
L / menit keb O2
=
2 L / menit x 4 ( +21% )
=
8 ( +21% )
=
29 %
v
24 – 44 % = Pasien
menggunakan Nassal Kanul ( 1-6 L/menit )
v
Masker : 40 – 60 %
menggunakan Masker Sederhana ( 6 – 8 L/menit )
35
– 60 % menggunakan Masker Reservoar Rebreathing
( 8 – 10 L/menit )
55 – 90 % menggunakan Masker non Reservoar
Rebreathing (10 – 15L/menit)
v 15
% = Menggunakan Ventilator ( Fi O2 PiP
)
Ø Menentukan Minute
Ventilation ( MV )
Waktu
yang di butuhkan udara untuk masuk ke paru-paru
Vt = Volume Tidal ( Berdasarkan Jenis Kelamin )
♀ = 380 cc
♂ = 500 cc
RR = Respiration
Rate
Ø Kadar O2
dalam Tubuh
MV = Minute Ventilation
TV
= Volume Tidal (Kecepatan Pernafasan)
·
Cepat dan Dangkal = 200
cc
·
Lambat dan Dalam = 1000
cc
Dead Space = Ruang di paru-paru yang
tidak terisi O2 = 150 cc
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Oksigen memegang
peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya
oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami kemunduran
atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya
makalah ini diharapkan agar dapat mempermudah pembaca dalam mengerti dan
memahami tentang proses terjadinya oksigenasi,faktor-faktor yang mempengaruhi
oksigenasi serta bagaimana cara perhitungan kebutuhan oksigenasi,sehingga dapat
menambah pengetahuan mengenai oksigenasi.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika
Hidayat,
A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika